Rabu, 05 Februari 2014

PLASTIC MOULDING

PRASYARAT:
Gambar teknik mesin
Teknik keselamatan kerja
Teknik pemeriksaan dan pengukuran
Teknik pengetahuan bahan dasar
Teknik pengetahuan bahan lanjut
Teori  tool design
 
1.1 PERENCANAAN PLASTIC MOULDING
 
Mould adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan produk 
Palstic Moulding adalah pembentukan produk dari bahan plastic dan dilakukan pada jenis mesin injeksi 

Faktor
dan tuntutan yang seringkali muncul dan menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan, serta berpengaruh terhadap aspek ekonomis produksi mould umumnya ditinjau dari:
Efisiensi proses manufaktur
Efektifitas cetakan
Life time / ketahanan tool
Biaya pembuatan
Waktu pembuatan

1.2 KOMPONEN PROSES 
    •Dalam proses pencetakan produk plastik, kebutuhan untuk mendapatkan produk yang optimal, baik dari sisi tampilan produk, efisiensi proses dan waktu produksi, banyak dipengaruhi berbagai unsur, selain yang bersumber pada proses pembuatan/proses manufaktur dan proses pencetakannya,faktor yang sangat dominan adalah pada disain produk dan disain cetakan.

Kelayakan suatu produk plastik untuk dapat dihasilkan dari salah satu jenis cetakan injeksi dan kelayakan proses manufaktur sangat tergantung pada disain geometri produk, spesifikasi bahan plastik dan penempatan posisi saluran.
 
UNSUR-UNSUR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBENTUKAN PRODUK
Unsur I
Disain produk sebagai langkah awal dalam perancangan cetakan, akan berpengaruh terhadap bentuk dan posisi parting line serta arah parting line. Disamping itu juga akan mempengaruhi pengaturan sistem saluran (gate dan runner), sistem pendinginan dan sistem injeksi produk. Pada perancangan cetakan, unsur ini berpengaruh terhadap efektifitas kerja cetakan yang dihasilkan dari proses pendisainan/konstruksi dan sistem cetakan yang direncanakan.

Unsur II
Disain cetakan sebagai langkah berikutnya merupakan bagian awal dalam proses pembuatan cetakan. Penentuan lay out, sistem cetakan dankonstruksi yang dibuat akan berpengaruh terhadap proses berikutnya. Dasar pertimbangannya akan diperhitungkan terhadap penampilan produk, efisiensi dan efektifitas sistem serta nilai produktifitasnya. 
Unsur III
Penentuan jenis dan konstruksi cetakan yang dirancang seringkali berpengaruh terhadap kapabilitas proses manufaktur dalam menentukan metode yang tepat jenis dan kapasitas mesin yang akan digunakan. Penentuan parting line, sistem cooling,runner dan gate serta bentuk kaviti / inti cetakan sangat berpengaruhterhadap penurunan metode pengerjaan yang tepat, efektif, efisien dan berbiaya murah.
Unsur IV
Pada pelaksanaan pembuatan cetakan, seringkali proses yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi permesinan dan kapasitas mesin yang ada, sehingga penerapan strategi pengerjaan dilakukan dengan penerapan metode yang memungkinkan, penyesuaian/ pengaturan kapasitas mesin dan alat potong serta pengaturan waktu kerja. Pada intinya bahwa penurunan metode dan strategi pengerjaan akan berpengaruh terhadap efisiensi sebuah cetakan yang dihasilkan.
Unsur V
Selain dari parameter disain dan pembuatan cetakan, maka optimalisasi hasil dan produktivitasnya juga akan ditentukan oleh kapasitas mesin dan pengaturan parameter injeksi. Penyusutan, massa jenis, berat produk dan cacat produk umumnya dipengaruhi oleh pengaturan parameter injeksi.
1.3 ELEMEN PERANCANGAN
Dalam teknik perancangan
cetakan, unsur yang berpengaruh
terhadap konstruksi cetakan
dapat diklasifikasikan dalam 4
elemen:
1. Disain Produk
Geometri produk
Bahan produk
Jumlah kaviti
2. Proses Pencetakan/ Spesifikasi Mesin
Data kapasitas mesin
Jenis proses
Sistem cetakan

3. Perencanaan cetakan
Lay out kaviti
Dimensi cetakan/mould base
Perencanaan konstruksi part aktif (insert atau non insert)
Bahan cetakan/part aktif cetakan
4. Disain cetakan
Penentuan parting line
Sistem saluran (gate dan runner)
Sistem pendinginan
Sistem injeksi
 
1.4 BENTUK DASAR DAN CARA KERJA CETAKAN
  
Gambar 1. Bentuk Dasar Konstruksi Mould
 
II. PERANCANGAN PRODUK
Perencanaan dan perancangan produk merupakan
tahapan awal yang harus dilakukan dan akan
memuat banyak informasi penting yang digunakan
sebagai dasar dalam penentuan parameter disain
dan injeksi. Bentuk/geometri produk, berat dan
spesifikasi material plastik sangat berpengaruh
terhadap penentuan shrinkage (penyusutan), sistem gate, parting line, pemilihan material cetakan dan sistem pengeluaran produk/ sistem ejektor. 

Gambar 2.1 Pengaturan tebal dinding
 
Pemerataan
tebal juga perlu dilakukan pada daerah persilangan atau produk yang membentuk persilangan
   
 
Gambar 2.2 Tebal Daerah persilangan
 
Modifikasi
produk juga dilakukan pada bagian yang terlalu tebal untuk menghindari terjadinya void (dinding berpori) dan diarahkan untuk menghasilkan ketebalan yang relatif merata.

Gambar 2.3 Modifikasi produk

( Materi Teknik mesin : Syafden W.S., A.md )
 

Rabu, 29 Januari 2014

MULTIPUMP



Bab I. Pendahuluan

1.Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini telah begitu banyak dihasilkan teknologi yang begitu canggih baik pada bidang industri dan juga bidang informasi. Begitu juga dengan pompa yang banyak digunakan oleh masyarakat dan juga di pabrik-pabrik maupun industri.
Kebutuhan akan pompa yang semakin meningkat tersebut maka para ahli mulaimenciptakan berbagai jenis pompa dengan berbagai bentuk dan juga pompa ini memilikifungsi yang berbeda-beda. Berbagai jenis pompa yang banyak beredar di pasaran memilikikonstruksi yang cukup sederhana sampai konstruksi yang sangat rumit tergantung dari fungsi pompa itu sendiri.
Diantara berbagai jenis pompa tersebut salah satunya adalah MULTI PUMP yangterdiri dari beberapa jenis pompa yaitu pompa sentrifugal, pompa aksial, pompa roda gigi danturbin.Walaupun disebut dengan MULTIPUMP tetapi pompa ini tidak sama baik dari segi bentuk maupun ukuran dari setiap pompa. Perbedaan yang terdapat pada setiap jenis pompaini adalah bentuk impeler pompa. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan pompa ataupunkapasitas dan juga jenis fluida yang akan digunakan pada setiap pompa dalam MULTIPUMP.


 
2.Tujuan Pengujian

Tujuan dari percobaan praktikum MULTIPUMP antara lain;
Ø Dapat memahami prinsip pengoperasian pompa.
Ø    Dapat memahami prinsip kerja dan pengoperasian pengukuran yang digunakan dalam
            percobaan.
Ø Dapat membuat simbol SI.
Ø Dapat melaksanakan langkah pengukuran.
Ø    Dapat menyelidiki hubungan antara aliran, head dan efisiensi pada kondisi berbeda                      dari performasi pompa.
Ø Dapat menggambarkan (plot) kurva karakterisktik pompa.
Ø    Dapat mengadakan evaluasi dan analisa data percobaan.
Ø    Dapat menentukan putaran spesifik Ns



3.Teknik Pengambilan Data dalam Pengujian

Data-data yang ada dalam laporan ini diperoleh penulis dari beberapa sumber antara lain;
1.Melakukan uji coba di laboratorium Politeknik Negeri Medan
2.Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing laboratorium
3.Melakukan diskusi dengan teman-teman di kelas ME-5E.
4.Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang telah tersedia.


















Bab II. Tinjauan Pustaka
1.      Defenisi dan Klasifikasi Pompa
Pompa
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan tekanan.

Klasifikasi Pompa
Klasifikasi pompa secara umum adalah sebagai berikut :

1. Pompa statis Adalah pompa yang menghasilkan head 
dengan cara menekan fluida.Tekanan dinaikkan untuk menggerakkan fluida dari katup atau langsung ke saluran buang. Pompa ini diberikan energi secara kontinyu (priodik). Dan dibedakan atas dua jenis :
a. Pompa torak  
b. Pompa rotary
2.Pompa  dinamis Pompa  yang  bertekanan dinamis dengan cara memberikan energi mekanis kepada fluida yang akan dipindahkan. Pemberian energi ini secara terus  menerus. Yang termasuk ke dalam jenis pompa ini :
a. Pompa Sentrifugal 
b. Pompa Efek Khusus

a.       Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energy mekanis dari luar diberikan pada poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energy kinetik akan berubah menjadi energi tekanan di sudu-kinetik akan berubah menjadi energi tekanan di sudu sudu pengarah atau dalam rumah pompa.


Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan rumah pompa
Bagian Utama Pompa Sentrifugal

b.      Pompa Turbin
Dikenal juga dengan pompa vorteks, peripheral, dan regeneratif. Cairan pada jenis pompa ini diputar oleh baling – baling impeller dengan kecepatan tinggi selama hampir dalam satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin, tempat impeller tadi berputar. Energi ditambahkan kecairan dalam impuls. Pompa sumur jenis difuser sering disebut pompaturbin.
                   
c.       Pompa Axial
Pompa ini menggunakan impeler jenis axial dan zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder rumah pompa kearah luar.

d.      Pompa Roda Gigi
Pada pompa Roda Gigi, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung di antara ruangan rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump, gear pump dan vane pump


2.      Sistem Pemindahan Fluida
a. Pompa Aliran Radial
Aliran fluida masuk impeller sejajar dengan poros pompa dan keluar sudu dengan arah radial. Head yang dihasilkan 50 [m] kolom air dan putaran spesifik lebih rendah. (pompa ini digunakan jika putaran spesifik yang dihasilkan pompa 500 ÷ 300 [rpm] dan head yang dicapai diatas 150[ft]).
Pada jenis ini impeller membuang cairan ke dalam rumah spiral yangsecara berangsur-angsur berkembang. Ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi kecepatan cairan dapat diubah menjadi tekanan statis. Rumahkeong pompa ganda atau kembar menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan tinggi dan pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit. Rumah keong akan menyeimbangkan beban-beban radial pada poros pompa sehingga beban akan saling meniadakan,dengan demikian akan mengurangi beban poros dan resultan lenturan.

b. Impeller tipe francis :
Aliran fliuda masuk impeller sejajar dengan poros pompa dan keluar sudu dengan arah radial. Head dan putaran spesifiknya lebih rendah.
c. Pompa Aliran Campur
Aliran fluida masuk impeller sejajar dengan arah poros dan keluar dari impeller dengan arah radial dan aksial. Dibandingkan pompa impeller tipe francis, head  yang dihasilkan lebih rendah dengan putaranspesifik(4500 ÷ 8000 rpm) yang besar.
3.      Karakteristik dan Performansi Pompa
Karakteristik operasi yang terpenting dari pompa adalah:
a.Kapasitas pompa, ( Q ) adalah volume fluida persatuan waktu yang dikeluarkan oleh pompa.Satuan yang digunakan adalah m3/detik. 
v  Dengan menggunakan tangki volumetrik :
Tangki diisi sampai volume tertentu kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tangki tersebut. Laju aliran dihitung dengan rumus :
Dimana            :           Q         = Laju aliran yang dihasilkan pompa (m3/detik)
                                    ∆V       = Volume tangki yang terisi
                                    ∆t        = Lama waktu pengisian tangki                     
v  Metode weir
Pengukuran  dengan menggunakan weir (bendungan) dapat dilakukan setiap waktu. Laju aliran air (kapasitas pompa) ditentukan menggunakan rumus yang sesuai dengan bentuk weir yang digunakan. Lokasi pengukuran tinggi air dipilih agak ke hulu untuk menghindari kontraksi permukaan. Tinggi air diukur dengan hook gage (kait ukur).
§  Weir segitiga (V notch weir)
Rumus yang digunakan :        Qtan
Dimana            :  = Sudut ambang weir
                          H = Ketinggian air yang mengalir diukur dari sudut takik (m)
§  Weir segiempat (rectangular weir)
Rumus yang digunakan :        Q = 1,8 LH
Dimana            : L = Lebar celah weir
                          H = Ketinggian air yang mengalir diukur dari sudut takik (m)

§  Weir trapesium (Trapezoid weir)
Rumus yang digunakan :        Q
Dimana            :  = Sudut ambang weir
  L = Lebar celah weir
                          H = Ketinggian air yang mengalir diukur dari sudut takik (m)

b. Putaran Spesifik Pompa
Ns =
Diman             :           Ns        = Putaran spesifik pompa (rpm)
                                    N         = Putaran pompa (rpm)
                                    Q         = Laju aliran yg dihasilkan pompa (m3/detik)
                                    H         = Head fluida yg bdihasilkan pompa (m)
c. Head pompa, ( H ) menyatakan kerja netto dalam suatu berat fluida yanglewat dari sisi masuk ke sisi keluar pompa.
H = Hd - Hs
Dimana            :           H         = Head total pompa (m)
                                    Hd          = Head discharge (m)
                                                Hs        = Head suction (m)
d.Daya air, ( Ph ) adalah daya out put pompa yang terukur yang diberikan energi fluida.
Ph = . Hp . Q
Dimana            :           Ph         = Daya air (watt)
                       ᵧ    = Berat jenis fluida (kg/m3)
                                    Hp        = Head fluida (m) =    Hs + Hd
e. Daya pompa
Pp = T .
Dimana            :           Pp         = Daya pompa (watt)
                                    T          = Torsi pompa (Nm)
                                            = Putaran pompa (rad/detik) =
f.Efisiensi pompa, ( η ) adalah daya hidrolik dibagi dengan input poros pompa.
 = Ph / Pp
Dimana            :                    = Efisiensi Pompa (%)
                                    Ph         = Daya air (watt)
                                    Pp           = Daya pompa (watt)

4.      Teknik Pengumpulan Data untuk Laporan
Dalam rangkaian percobaan perlu dilakukan prosedur pengukuran agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan.
1.Persiapan data sheet yang diperlukan dalam percobaan.
2.Periksa alat-alat ukur dan kedudukannya (posisi), sebelum dilakukan pengoperasian.
3.Lakukan pengkalibrasian torsi motor, sbb :
a)Buka sabuk (belt) yang menghubungkan motor dengan pompa. 
b) Switch “ON” motor dan set kecepatan putar mesin pada kecepatankira-kira 1500 rpm.

c) Tunggu dan biarkan motor bekerja pada kecepatan 1500 rpmselama kuran lebih 5 menit.
d) Setting alat penunjuk torsi (torsimeter) pada posisi nol.
e) Putar screw untuk mendapatkan torsi beam yang balance dengan melihat ujung dari pada beam menunjukkan tepat di tengah dari notch.
f) Switch “OFF” motor.
4.Pilih pompa yang dioperasikan.

Setelah prosedur pengukuran selesai dilakukan maka tahap selanjutnyaadalah mengoperasikan pompa yang akan digunakan.

1.Pompa Sentrifugal
a) Hubungkan belt gigi antara pully motor dan pully pompa sentrifugal.
b) Buka katub pelimpah pada tangki volumetrik.
c)Yakinkan karet sumbat masuk pompa aliran aksial di bawah tangki volumetrik pada posisi yang tepat.
d) Tutup katup kontrol aliran.
e) Buka katup pengatur isap.
f) Atur posisi speed meter pada posisi nol.
g) Tekan saklar “ON” motor, dengan memutar pengatur kecepatan searah jarum jam untuk memberikan posisi kecepatan yang diinginkan .
h) Buka katup pompa sentrifugal.
i) Buka katup pengatur aliran dan atur pula katup pengatur untuk memberikan laju aliran yang dibutuhkan. 
j)Proses dalam mematikan/memutuskan hubungan pompasentrifugal dikerjakan dengan urutan rangkaian yang tepat.
2.Pompa Turbin
a) Hubungkan sabuk gigi antara pully motor dan pompa turbin. 
b) Buka katup pelimpah pada tanki volumetrik.
c) Yakinkan bahwa karet aliran pompa aksial tertutup dengan baik.
d ) Tutup katup kontrol aliran.
e) Set kontrol kecepatan motor keposisi nol sebelum di “ON”.
f) Hidupkan motor dan putar pengontrol kecepatan untuk mendapatkan kecepatan motor yang diinginkan.
g) Buka katup isolasi dan katup seleksi pompa.
h) Buka katup kontrol aliran dan atur untuk memperoleh laju aliran yangdikehendaki.
i) Pembacaan tekanan vacum turbin diperoleh dengan membuka katup tekanan vakum pompa.

3.Pompa Aksial
a) Buka karet sumbat pada dasar tanki volumetrik. 
b) Tutup katup pelimpah.
c) Isi tanki volumetrik sampai air melimpah keluar ketanki penampung dengan pompa sentrifugal atau turbin atau roda gigi.
d) Hubungkan sabuk antara pully pompa aksial dengan pully motor.
e) Buka penuh katup pompa aksial.
f) Set kontrol kecepatan pada posisi nol sebelum “ON”.
g) Jalankan motor dengan menekan saklar. 
h)Atur putaran motor pompa dengan potensiometer sesuai dengan yang diinginkan.
i) Catat tekanan tekan dan tekanan isap. 
j)Tabulasikan data pada data sheet.
k) Catat ketinggian air pada saluran dengan hook point.
l) Ulangi percobaan dengan mengatur katup pompa.
m) Matikan Pompa







Bab III. Hasil Pengujian dan Analisa Data
            1.Pompa Sentrifugal
Tabel 1.a Data Hasil Pengujian Pompa Sentrifugal bukaan katup 100%
            Hari/Tgl :
No Perc.
Vol
(ltr)
t (detik)
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
15
78
0,5
-1
0,24
1100

2
15
78
0,5
-1
0,23
1100

3
15
77
0,5
0
0,24
1100

4
15
77
0,5
0
0,22
1100

5
15
78
0,5
0
0,22
1100


Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3                           
Jumlah gigi pully motor (Zm)= 23 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 17 buah
N = N motor rpm             
Percobaan 1
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-2) = 2,5 m
 rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-2+0,5) m . 0,000192 m3/detik
= 0.288 Watt
Pp         = T .
            = 0,24 Nm .
            = 0,24 Nm .
            = 37,38 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,288 Watt/37,38 Watt
            = 0,0077
            = 0,77 %
Percobaan 2
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-2) = 2,5 m
 rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-2+0,5) m . 0,000192 m3/detik
= 0.288 Watt
Pp         = T .
            = 0,23 Nm .
            = 0,23 Nm .
            = 35,82 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,288 Watt/35,82 Watt
            = 0,00803
            = 0,803 %

Percobaan 3
 =  0,000195 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-1) = 1,5 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,5) m . 0,000195 m3/detik
= 0.0975 Watt
Pp         = T .
            = 0,24 Nm .
            = 0,24 Nm .
            =37,38 Watt
         = Ph / Pp
            = 0.0975 Watt/37,38 Watt
            = 0,0026
            = 0,26 %
Percobaan 4
 =  0,000195 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-1) = 1,5 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,5) m . 0,000195 m3/detik
= 0.0975 Watt
Pp         = T .
            = 0,22 Nm .
            = 0,22 Nm .
            = 34,26 Watt
         = Ph / Pp
            = 0.0975 Watt/34,26 Watt
            = 0,0028
            = 0,28 %
Percobaan 5
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-1) = 1,5 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,5) m . 0,000192 m3/detik
= 0.096Watt
Pp         = T .
            = 0,22 Nm .
            = 0,22 Nm .
            = 34,26 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,096 Watt/34,26 Watt
            = 0,0028
            = 0,28 %
Tabel 1.b Data Hasil Pengujian Pompa Sentrifugal bukaan katup bervariasi
            Hari/Tgl :
No Perc.
Vol
(ltr)
t (detik))
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
15
78
0,5
0
0,23
1100
100%
2
15
80
0,7
0
0,22
1100
75%
3
15
83
0,7
0
0,22
1100
50%
4
15
91
0,7
0
0,22
1100
25%
5
15
129
0,8
0
0,23
1100
10%

Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3
Jumlah gigi pully motor (Zm)= 23 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 17 buah
N = N motor rpm             

Percobaan 1
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,5 – (-1) = 1,5 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,5) m . 0,000192 m3/detik
= 0.096Watt
Pp         = T .
            = 0,23 Nm .
            = 0,23 Nm .
            = 26,48 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,096 Watt/26,48 Watt
            = 0,0036
            = 0,36  %
Percobaan 2
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,7 – (-1) = 1,7 m
 rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,7) m . 0,000188 m3/detik
= 0.056  Watt
Pp         = T .
            = 0,22 Nm .
            = 0,22 Nm .
            = 25,32 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,056 Watt/25,32 Watt
            = 0,0022
            = 0,22  %
Percobaan 3
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,7 – (-1) = 1,7 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,7) m . 0,000181 m3/detik
= 0.054  Watt
Pp         = T .
            = 0,23 Nm .
            = 0,23 Nm .
            = 26,48 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,054 Watt/26,48 Watt
            = 0,00205
            = 0,205  %
Percobaan 4
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,7 – (-1) = 1,7 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,7) m . 0,000165 m3/detik
= 0.0495  Watt
Pp         = T .
            = 0,22 Nm .
            = 0,22 Nm .
            = 25,32 Watt
         = Ph / Pp
            = 0.0495  Watt /25,32 Watt
            = 0,0019
            = 0,19  %
Percobaan 5
 m3/detik
H = Hd - Hs = 0,8 – (-1) = 1,8 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,8) m . 0,000165 m3/detik
= 0.033  Watt
Pp         = T .
            = 0,23 Nm .
            = 0,23 Nm .
            = 26,48 Watt
         = Ph / Pp
            = 0,033  Watt /25,32 Watt
            = 0,0013
            = 0,13  %
            2. Pompa Turbin
Tabel 2.a Data Hasil Pengujian Pompa Turbin bukaan katup 100%
            Hari/Tgl :
No Perc.
Vol
(ltr)
t (detik)
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
15
50
2
1,8
1
1000

2
15
47
2
1,8
0,99
1000

3
15
38
2
1,8
0,98
1000

4
15
37
2
1,8
0,99
1000

5
15
37
2
1,8
0,99
1000


Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3
                                    Jumlah gigi pully motor (Zm)= 23 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 14 buah
N = N motor rpm 
Percobaan 1
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,0003 m3/detik
= 0.84  Watt
Pp         = T .
            = 1 Nm .
            = 1 Nm
            = 189,14  Watt
         = Ph / Pp
            = 0.84  Watt /189,14  Watt
            = 0,0044
            = 0,44  %
Percobaan 2
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000319  m3/detik
= 0.89  Watt
Pp         = T .
            = 0,99 Nm .
            = 0,99 Nm
            = 103,62  Watt
         = Ph / Pp
            = 0.89  Watt /103,62  Watt
            = 0,0086
            = 0,86  %
Percobaan 3
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000395  m3/detik
= 1,1  Watt
Pp         = T .
            = 0,98 Nm .
            = 0,98 Nm
            = 102,57 Watt
         = Ph / Pp
            = 1,1  Watt /102,57  Watt
            = 0,0107
            = 1,07  %
Percobaan 4
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000405  m3/detik
= 1,135  Watt
Pp         = T .
            = 0,99 Nm .
            = 0,99 Nm
            = 103,62  Watt
         = Ph / Pp
            = 1,135  Watt /103,62  Watt
            = 0,0109
            = 1,09  %
Percobaan 5
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000405  m3/detik
= 1,135  Watt
Pp         = T .
            = 0,99 Nm .
            = 0,99 Nm
            = 103,62  Watt
         = Ph / Pp
            = 1,135  Watt /103,62  Watt
            = 0,0109
            = 1,09  %
Tabel 2.b Data Hasil Pengujian Pompa Turbin bukaan katup bervariasi
            Hari/Tgl :
No Perc.
Vol
(ltr)
t (detik)
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
15
37
2
1,8
0,99
1000
100%
2
15
37
2
1,8
1,1
1000
75%
3
15
37
2,3
1,9
1,3
1000
50%
4
15
37
2,5
1,9
1,3
1000
25%
5
15
40
4
1,5
1,6
1000
10%

Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3
                                    Jumlah gigi pully motor (Zm)= 23 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 14 buah
N = N motor rpm 
Percobaan 1
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000405  m3/detik
= 1,135  Watt
Pp         = T .
            = 0,99 Nm .
            = 0,99 Nm
            = 103,62  Watt
         = Ph / Pp
            = 1,135  Watt /103,62  Watt
            = 0,0109
            = 1,09  %
Percobaan 2
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2 – 0,8  = 1,2 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,8+2) m . 0,000405  m3/detik
= 1,135  Watt
Pp         = T .
            = 1,1 Nm .
            = 1,1 Nm
            = 115,13 Watt
         = Ph / Pp
            = 1,135  Watt /115,13 Watt
            = 0,0098
            = 0,98 %
Percobaan 3
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2,3 – 0,9  = 1,4 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,9+2,3) m . 0,000405  m3/detik
= 1,296 Watt
Pp         = T .
            = 1,3 Nm .
            = 1,3 Nm
            = 136,06 Watt
         = Ph / Pp
            = 1,296 Watt /136,06 Watt
            = 0,0092
            = 0,92 %
Percobaan 4
 m3/detik
H = Hd - Hs = 2,5 – 0,9  = 1,6 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,9+2,5) m . 0,000405  m3/detik
= 1,377  Watt
Pp         = T .
            = 1,3 Nm .
            = 1,3 Nm
            = 136,06 Watt
         = Ph / Pp
            = 1,377  Watt /136,06 Watt
            = 0,01012
            = 1,012 %
Percobaan 5
 m3/detik
H = Hd - Hs = 4 – 0,5  = 3,5 m
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (0,5+4) m . 0,000375  m3/detik
= 1,687  Watt
Pp         = T .
            = 1,6 Nm .
            = 1,6 Nm
            = 167,46  Watt
         = Ph / Pp
            = 1,687  Watt /167,46  Watt
            = 0,01007
            = 1,007 %

            3.Pompa Aksial
Tabel 3.a Data Hasil Pengujian Pompa Aksial katup 100% dengan menggunakan weir rectangular
            Hari/Tgl :
No Perc.
H (mm)
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
31
0,49
0
0,84
900

2
31
0,48
0
0,83
900

3
30
0,47
0
0,84
900

4
29
0,46
0
0,82
900

5
28
0,47
0
0,81
900


Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    L = 5 cm
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3
                                    Jumlah gigi pully motor (Zm)= 27 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 14 buah
N = N motor rpm
Percobaan 1
H = 0,031 m
Q = 1,8 L  = (1,8) (0,05) (= 0,000491 m3/detik
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,49) m . 0,000491  m3/detik
= 0,2505  Watt
Pp         = T .
            = 0,84 Nm .
            = 0,84 Nm
            = 79,128  Watt
         = Ph / Pp
            = 0,2505  Watt /79,128  Watt
            = 0,00316
            = 0,316 %

Percobaan 2
H = 0,031 m
Q = 1,8 L  = (1,8) (0,05) (= 0,000491 m3/detik
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,48) m . 0,000491  m3/detik
= 0,2554  Watt
Pp         = T .
            = 0,84 Nm .
            = 0,84 Nm
            = 79,128  Watt
         = Ph / Pp
            = 0,2554  Watt/79,128  Watt
            = 0,00322
            = 0,322 %
Percobaan 3
H = 0,030 m
Q = 1,8 L  = (1,8) (0,05) (= 0,000468 m3/detik
rpm
Ph           = . Hp . Q
= 1000 kg/m3 . (-1+0,47) m . 0,000491  m3/detik
= 0,2554  Watt
Pp         = T .
            = 0,84 Nm .
            = 0,84 Nm
            = 79,128  Watt
         = Ph / Pp
            = 0,2554  Watt/79,128  Watt
            = 0,00322
            = 0,322 %



Tabel 2.b Data Hasil Pengujian Pompa Aksial bukaan katup bervariasi
            Dengan menggunakan weir rectangular
            Hari/Tgl :
No Perc.
H (mm)
Hd (m)
Hs (m)
Torsi
(Nm)
Rpm
Keterangan
1
27
0,45
0
0,82
900
100%
2
24
0,47
0
0,8
900
75%
3
23
0,48
0
0,83
900
50%
4
11
0,52
0
0,77
900
25%
5
6
0,54
0
0,76
900
10%

Analisa            :           Setiap Hs dikurangi 1 (-1)
                                    L = 5 cm
                                    Berat jenis air = 1000 kg/m3
                                    Jumlah gigi pully motor (Zm)= 27 buah
Jumlah gigi pully pompa (Zp)= 14 buah
N = N motor rpm









Bab IV. Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan
1.Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa debit air yang besar (Q = 6,86m3/s ) dengan Head (H = 2,4 m) dihasilkan oleh pompa sentrifugal.
2.Begitu juga pompa turbin menghasilkan debit air terbesar (Q = 5,59 m3/s) dengan Head (H = 3 m).
3.Pompa aksial juga menghasilkan debit air terbesar (Q = 39,09 m3/s) dengan Head (H = 0,9) m)
4.Semakin besar debit air yang dihasilkan pompa, maka Head pompa akan semakin kecil;
5.Efesiensi rata-rata terendah pada percobaan terjadi pada pompa aliran aksial, hal ini kemungkinan disebabkan instalasi pada pompa ini lebih banyak seperti: sambungan pipa, belokan, diameter pipa dan hal ini menyebabkan besarnya gesekan pada pipa;
6.Rata-rata efesiensi yang dimiliki pompa tidak terlalu tinggi. Hal ini karena disebabkan tidak seimbangnya antara daya poros dengan daya hidrolik, dimanadaya hidrolik sangat ditentukan oleh kapasitas pompa.
B.Saran
1.Dalam melakukan percobaan diharapkan para praktikan mengikuti prosedur pengukuran dan pengoperasian pompa.
2.Dalam melakukan praktek agar betul-betul teliti dalam melihat hasil pengukuran.
3.Praktikan diharapkan menyadari pentingnya keselamatan kerja.







DAFTAR PUSTAKA

Church, Austin H, (1986), Pompa dan Blower Sentrifugal, Erlangga, Jakarta.
Detzel F, Sriyono, (1998), Turbin, Pompa dan Kompresor, Erlangga, Jakarta.  
Jeremy J. Kenwood D, (2000),  Detection Cavitation in Centrifugal Pumps, Research
 Engineer Rotor Bently Rotor Dynamic, Nevada Cord. USA.
Munson, Donald F, Young, Theodore H.Okishi,  (1985),  Mekanika Fluida, Erlangga,
Jakarta.
Streeter, Benyamin, W, 1992, (1992), Mekanika Fluida, Jakarta, Erlangga. 
Sularso, Tahara Haruo, (2006), Pompa & Kompresor Pemilihan, Pemakaian dan
Pemeliharaan, Edisi Keenam, PT.Pradya Paramita, Jakarta.